Apakah Anda rutin memberikan uang saku kepada putra-putri Anda?

Pemberian uang saku bisa dilakukan tiap hari, tiap minggu, bahkan tiap bulan, tergantung kemampuan putra-putri tercinta mengelola uang sakunya.

Tentu saja, Anda harus mengingatkan bahwa uang saku tidak harus selalu dihabiskan, melainkan disisihkan sebagiannya untuk ditabung. Bentuknya, bisa dalam celengan atau tabungan. Suatu hari nanti, uang yang terkumpul bisa digunakan untuk membeli sesuatu yang mereka inginkan.

Nah, mana cara yang cocok supaya anak bisa belajar menyisihkan uang, ya? Celengan atau tabungan? Atau, malah dua-duanya?

Celengan

Inilah cara penyimpanan uang yang perlu diperkenalkan kepada putra-putri tercinta untuk pertama kalinya.

Tentu Anda masih ingat celengan kita di zaman dulu. Berbentuk ayam jago dan terbuat dari tanah liat. Saat celengan penuh, berarti waktu untuk memecahkan celengan dengan bantuan palu yang dipegang oleh orangtua kita.
Satu, dua, tiga! Prakkk, pecah! Hore!
Inilah saatnya menghitung berapa banyak “harta” yang sudah terkumpul.
Seru, ya!

Zaman sekarang, bentuk celengan  makin menarik. Bukan cuma ayam jago dari tanah liat atau gentong mungil dari plastik, lho! Tengok saja toko pernak-pernik di mal hingga pasar tradisional. Desain celengan justru lebih menggemaskan. Tujuannya, tentu saja supaya anak tertarik menabung.

Malah, saat ini, ada celengan yang dilengkapi kunci (makin berasa harta karun ya?) atau lubang di bagian bawah. Jadi, uang yang dimasukkan bisa diambil sewaktu-waktu.

Tapi, tunggu dulu… Kalau begini caranya, kapan celengan akan penuh ya? :p

Solusinya, Anda harus menegaskan kepada anak bahwa uang celengan tersebut adalah “tempat parkir sementara” sebelum uang disetor ke bank. Anak juga bisa menabung kapan pun serta berapa pun, sesuai jumlah uang yang ia miliki.

Oh ya, menyimpan uang di celengan berisiko juga sebab mudah dibawa siapa saja dan ke mana saja. Maka, berhati-hatilah menyimpannya supaya jerih payah anak selama berbulan-bulan tidak hilang dalam sekejap mata.

Tabungan

Tabungan yang dimaksud di artikel ini adalah tabungan di bank.  Walau belum mempunyai KTP, putra-putri pun bisa dibuatkan tabungan atas nama mereka.  Bahkan dilengkapi kartu ATM dengan bentuk yang sangat menarik.

Menabung di bank pasti lebih aman daripada di celengan. Selain itu, menabung di bank akan mendapatkan bunga atau bagi hasil. Akan tetapi, seperti tabungan lainnya, tabungan ini juga akan mengenakan biaya administrasi, pajak, dan lain-lain. Tak semua bank, sih. Nah, orangtua  bisa “mengganti” dengan menambahkan dana sebesar potongan tersebut. Anak-anak pasti lebih bersemangat dalam menabung.

Berbeda dengan celengan yang “bebas”,  tabungan memiliki aturan mengenai jumlah minimal setoran awal atau setoran berikutnya serta saldo minimal rekening.  Soal ini, Anda bisa menanyakan ke bank tempat membuka rekening atas nama putra-putri tercinta.

Bu, Pak… jangan lupa ajak anak menyetor tabungan ke bank. Kegiatan ini akan memperkenalkan angka secara menarik kepada anak.  Mereka dapat mengamati aktivitas kegiatan perbankan, mengenal berbagai profesi, belajar antri, belajar menulis slip penarikan atau pengambilan, belajar menghitung, dan masih banyak lagi.  Seru, kan?

Oh ya, berapapun jumlah uang saku yang Anda berikan, pastikan mereka mampu menyisihkannya. Ingat pula, anak akan mencontoh kebiasaan orangtuanya. Jadi, Anda pun harus menjadi panutan yang positif perihal menyisihkan uang dengan bijak.

Ayo menabung dan jangan lupa like page kami di FanPage Ayo Menabung
Program sosialisasi anak-anak SD di kaki gunung, kerja sama antara Komunitas Highcamp dan Tatadana Consulting di 17 gunung Indonesia. Terbuka untuk siapa saja yang ingin bergabung.

Hapsari Dwi S.
Independent Financial Planner – Tatadana Consulting
www.tatadana.com

Masih khawatir dengan investasi dan rencana keuangan Anda?
Talk to our planner:
Felicia Imansyah : 0816 484 2978 lici@tatadana.com
Aprida : 0821 2355 7919 aprida@tatadana.com
Teja: tejasari@tatadana.com

WhatsApp chat