Tanya : Bu Teja Yth., Beberapa waktu lalu, saya datang ke pameran waralaba. Ternyata ada banyak sekali waralaba yang ditawarkan. Mulai dari waralaba yang harganya Rp 5 juta sampai ratusan juta rupiah. Bu, betulkah bisnis waralaba pasti aman dan untung? Bagaimana memilih waralaba yang berpotensi positif? Apa saja yang harus saya pertimbangankan? Terima kasih.

Sukma-Bekasi

Jawab : Dear Sukma, Berbisnis dengan mengambil waralaba memang sudah banyak dilakukan. Apalagi, penawaran waralaba sangat beragam. Saat ini, bahkan ada ratusan bisnis waralaba yang ditawarkan di Indonesia, baik produk impor maupun lokal. Produk yang ditawarkan juga beragam. Mulai dari bisnis makanan dan minuman, laundry, kursus, apotek, travel, dan berbagai macam bisnis lain.

Risiko bisnis waralaba sama dengan bisnis lainnya. Tidak ada yang bisa menjanjikan bisnis waralaba pasti untung. Akan tetapi, risiko bisnis waralaba pasti lebih terkendali dan lebih kecil. Anda juga bisa dibantu mempersiapkan bisnis di awal oleh pemilik waralaba. Tentu saja hal ini akan mempermudah Anda dalam menjalankan bisnis.

Nah, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih waralaba yang tepat. Berikut di antaranya :

1.     Lakukan riset

Saat Anda ingin membeli waralaba, jagan terburu-buru dan hanya memperhatikan promosinya yang menarik di pameran. Lakukan penelitian kecil-kecilan sebelum memutuskan memilihnya. Lalu, sisihkan waktu sekitar tiga bulan supaya Anda bisa melihat lebih teliti dan membandingkannya dengan produk atau usaha lain.

Selain itu pilihan satu jenis usaha yang Anda minati dan bandingkan dengan waralaba sejenis. Contohnya, apabila Anda memilih waralaba makanan, pilihlan tiga alternatif waralaba sejenis.

 2.     Merek

Bila Anda membeli waralaba bermerek terkenal yang sudah bertahan cukup lama, bisnis waralaba kemungkinan besar akan berjalan cukup baik. Akan tetapi, tentu saja fee (biaya) yang harus dibayarkan lebih tinggi dibandingkan merek baru dan kurang terkenal.

Oh ya, merek memang salah satu faktor penentu keberhasilan bisnis waralaba. Namun merek bukan faktor tunggal yang menentukan kesuksesan.

3.     Sistem bisnis

Setiap waralaba memiliki sistem berbeda. Merek yang baik tentu saja didukung sistem yang baik. Nah, kenali dulu sistem yang diberikan waralaba tersebut dan bandingkan dengan waralaba lain.

Umumnya, bisnis waralaba memiliki sistem SOP (Standart Operating Procedure) dalam menjalankan operasional perusahaan. Ada juga rencana pemasaran yang dijalankan pembeli waralaba dan penjual waralaba. Gunanya untuk mengembangkan penjualan dan membesarkan outlet. Sistem bisnis juga termasuk pemilihan tenaga kerja, pelatihan, serta kelengkapan manajerial seperti sistem administrasi serta keuangan.

 4.     Biaya

Dalam bisnis waralaba, biaya atau fee yang dibayarkan terbagi menjadi dua yaitu initial fee dan royalty fee.

Initial Fee yang dikenal dengan istilah franchising fee atau investasi awal ini biasanya dibayarkan di awal kontrak untuk biaya set up, iklan dan pelatihan. Sementara itu, biaya sewa lokasi umumnya ditanggung pembeli waralaba.

Royalty fee dibayarkan selama bisnis dijalankan dalam bentuk bagi hasil berupa persentase dari omset penjualan.

Umumnya, beberapa perusahaan waralaba yang sudah berjalan lama dan berkembang baik meminta initial fee yang lebih besar, tetapi royalty fee-nya relatif kecil. Sebaliknya, pihak waralaba yang meminta initial fee sangat kecil, bahkan dibawah 10 juta, akan meminta persentase royalty fee yang cukup besar. Jumlahnya bisa mencapai 40 persen dari nilai omset.

Di samping dua fee tersebut, terkadang ada pihak waralaba yang meminta biaya iklan dari omset dan biaya lainnya. Oleh karena itu, tanyakan secara detail kemungkinan biaya lain yang akan muncul di kemudian hari.

5.     Prospektus dan proyeksi keuangan

Prospektus adalah berkas penawaran yang diberikan penjual waralaba kepada calon pembeli. Dalam prospektus terdapat detail bisnis yang ditawarkan seperti target pasar, biaya, jangka waktu kontrak, proyeksi kas, hingga perkiraan BEP (Break Even Point). Anda jangan langsung percaya dengan angka-angka yang diberikan. perhatikan tingkat kewajaran di poin gaji pegawai, biaya operasional, sewa tempat, kemungkinan penjualan, dan kemungkinan penjualan di periode awal bisnis.

6.     Daftar pertanyaan

Anda tentu saja memiliki hak untuk bertanya sebanyak-banyaknya kepada pemilik waralaba supaya lebih yakin. Nah, tanyakan beberapa hal berikut ini, ya!

  • Kapan bisnis mulai berjalan?
  • Kapan franchise-nya mulai ditawarkan?
  • Siapa franchise pertama dan mintalah izin untuk bertemu menanyakan pengalaman bisnis dari franchise pertama tersebut.
  • Cari tahu keunikan dan kiat sukses waralaba tersebut.
  • Apakah ada kendala selama menjalankan bisnis?

Mungkin kelihatannya agak sedikit rumit. Akan tetapi, kalau Sukma serius menjalankan waralaba, hal tersebut perlu dipertimbangkan. Jangan terburu-buru dalam pengambil keputusan, ya. pertimbangkan baik-baik sebelum akhirnya Anda bisa memilih waralaba yang sesuai keinginan.

Selamat berbisnis.

Tejasari, CFP®

Independent Financial Planner
Tatadana Consulting

Ingin berkonsultasi langsung? Hubungi Tatadana Consulting , Grha Toedjoeh Empat lantai 3 Jalan Wolter Monginsidi No. 15 Jakarta Selatan 12110, (02-723 5949), www.tatadana.com

Sumber : Kolom Tanya Jawab, Tabloid NOVA edisi NOVA 1355/XXVI

 

 

WhatsApp chat