Salam Kenal Mba Teja,

Perkenalkan saya, Andita di Bandung. Mbak, saya bekerja sebagai freelancer, yang artinya, pendapatan saya tidak tetap. Ini saya pilih karena saya masih harus mengurusi dua anak kembar saya yang sekarang baru berusia 18 bulan. Pendapatan per bulan pun berbeda – beda. Kadang hingga lebih dari Rp. 6 juta, yang sebagiannya pasti langsung saya sisihkan, kadang juga bisa hanya Rp. 1 juta yang berarti saya tidak menabung sama sekali. Bahkan karena kurang, pengeluaran rutin pribadi pun kadang menggunakan uang suami. Setiap bulannya suami menyerahkan sebagian besar gajinya, yaitu sekitar Rp. 4 juta, untuk keperluan rumah tangga dan si kembar.

Mba Teja, bagaimana sebaiknya cara mengelola keuangan untuk seorang freelancer? Pasalnya saya ingin kebutuhan si kembar kelak terpenuhi dengan baik.

Andita – Bandung

Dear Andita,

Mengelola keuangan bagi seseorang freelancer yang penghasilannya tidak pernah tetap setiap bulannya, tentu akan sangat berbeda dengan seseorang yang mendapatkan penghasilan rutin bulanan.

Tidak adanya kepastian penghasilan membuat kita harus lebih disiplin dalam mengelola keuangan. Karena bagaimanapun juga, jumlah pengeluaran bulanan untuk keluarga pasti selalu tetap. Syukurnya, ada penghasilan dari semua yang pasti, ya. Ini bisa sangat membantu dalam menghidupi keluarga.

Langkah – langkah yang perlu dilakukan untuk bisa mengelola keuangan bagi freelancer adalah sebagai berikut:

1. Daftar Bulanan

Buatlah daftar bulanan keluarga yang dapat kita bagi dalam 4 kelompok. Masing – masing kelompok dimasukkan dalam pengeluaran pasti atau pengeluaran tidak pasti.

a. Cicilan hutang: Pengeluaran Pasti

b. Pengeluaran rutin keluarga : Pengeluaran Pasti

c. Tabungan dan Investasi : Pengeluaran tidak pasti.

d. Pengeluaran pribadi : Pengeluaran tidak pasti.

Pengeluaran pasti adalah pengeluaran yang wajib kita bayarkan dan pasti digunakan untuk kebutuhan keluarga. Contohnya adalah cicilan utang dan pengeluaran rutin keluarga.

Pengeluaran tidak pasti adalah pengeluaran yang dapat kita bayarkan atau tidak tergantung dari kondisi penghasilan setiap bulannya. Yang masuk dalam katergori ini adalah tabungan dan investasi serta pengeluaran pribadi. Untuk kelompok ini memang tingkat kepentingannya kita masukkkan di bawah pengeluaran pasti, karena kondisi penghasilan yang tidak tetap. Sehingga saat tak memungkinkan, bisa ditunda terlebih dahulu. Tentu saja yang memiliki penghasilan tetap, kondisinya akan berbeda.

2. Batasi Pengeluaran Pasti

Penghasilan rutin keluarga Andita yang diberikan dari suami adalah sebesar Rp. 4 juta per bulannnya. Nah, total cicilan utang dan pengeluaran rutin keluarga harus kita hitung dan tidak boleh melebihi Rp. 4 juta per bulan. Kalau lebih besar dari angka tersebut artinya, harus ditutup dari penghasilan tidak tetap yang dimiliki Andita. Hal ini kurang baik, sehingga cobalah upayakan agar penegeluaran pasti, yaitu cicilan utang dan pengeluaran rutin keluarga tidak melebihi Rp. 4 juta per bulannya.

3. Alokasi Pribadi

Penghasilan Andita sebagai freelancer yang tidak tetap, dialokasikan untuk tabungan dan pengeluaran pribadi. Dengan cara ini, maka berapapun penghasilannya, baik kecil atau pun besar, adalah jumlah yang dapat kita gunakan tanpa adanya tekanan. Buatlah alokasi komposisi pengeluaran tidak pasti ini, misalnya ditabung sebanyak 75% dan pengeluaran pribadi sebanyak 25 %. Apabila Andita mendapatkan penghasilan sebesar Rp. 2 juta, maka komposisinya menjadi sebagai berikut:

–       Tabungan : Rp. 2 juta x 75% = Rp. 1,5 juta

–       Pengeluaran Pribadi : Rp. 2 juta x 25% = Rp. 500 ribu.

4. Siapkan Dana Darurat

Dana darurat adalah dana yang digunakan untuk kebutuhan darurat keuangan dalam keluarga. Minimal dana darurat yang sebaiknya kita miliki adalah sebesar 3 kali lipat dari penghasilan rutin bulanan. Sebagai contoh: apabila pengeluaran bulanan yang pasti dalam keluarga Andita adalah sebesar Rp. 4 juta, maka dana darurat yang disarankan untuk dimiliki adalah sebesar 3 x Rp. 4 juta, yaitu Rp. 12 juta.

–       Pengeluaran Bulanan Pasti : Rp. 4 juta

–       Target dana darurat: 3 x pengeluaran bulanan pasti

–       Kebutuhan dana darurat : 3 x Rp. 4 juta = Rp. 12 juta.

Kalau saat ini Andita belum memiliki dana sebesar Rp. 12 juta untuk dialokasikan sebagai dana darurat, maka segeralah untuk membuatnya. Alokasikan seluruh penghasilan tidak tetap Andita terlebih dahulu sebagai dana darurat keluarga hingga mencapai sebesar Rp. 12 juta. Setelah tercapai, Andita bisa menabung untuk tujuan keuangan keluarga lainnya seperti dana pendidikan anak atau pun dana pensiun.

Saya sangat senang sekali Andita dan suami memikirkan kebutuhan anak – anak di masa depan sejak mereka masih kecil. Sekali lagi, mengelola penghasilan tidak tetap memang membutuhkan disiplin yang sangat kuat. Kita tidak boleh terlena saat penghasilan kita besar karena, pada suatu waktu mungkin saja penghasilan tersebut sangat kecil. Mempersiapkan danan darurat dan mengelola keuangan dengan baik adalah kuncinya .

Tejasari CFP®

Sumber : Nova 1385/XXVII 8 – 14 September 2014.

WhatsApp chat