Berkenalan dengan KTA

Pernah mendapat SMS yang menawarkan KTA atau Kredit Tanpa Agunan? Kelihatan seperti penawaran yang menarik? Bak rejeki jatuh dari langit, KTA menawarkan pembiayaan tanpa persyaratan yang ribet dan tanpa agunan pula. Tentu menggiurkan bagi orang yang membutuhkan dana cepat dan berpikir urusan bayar belakangan. Dengan kalimat promosi yang menarik dan iming-iming bunga rendah serta penawaran yang bertubi-tubi, tak heran bila KTA menjadi fenomena baru di tengah masyarakat yang gemar berhutang.

Tetapi apakah sesungguhnya KTA? Produk yang harus kita hindari atau produk yang bisa kita cintai? Nah, kata orang tak kenal maka tak sayang, dan tak sayang maka tak cinta, yuk kita kenalan dulu dengan produk KTA ini.

KTA adalah pembiayaan yang dikategorikan beresiko tinggi oleh bank, alasannya karena tidak adanya agunan yang menjadi jaminan dalam pembiayaan. Oleh karena itu bank akan mengenakan bunga ( biaya pinjaman) yang lebih tinggi dibandingkan pembiayan jenis lain. Jadi kalau ada penawaran KTA dengan bunga 1 % bisa dipastikan kalau bunga tersebut adalah bunga perbulan sehingga bunga KTA per tahunnya adalah 12%. Nah selain angka atau besaran bunga, kita juga perlu mengetahui cara penghitungan bunga dan jumlah cicilan.

KTA akan menetapkan bunga Flat atau cara perhitungan bunga sejak dari pokok hutang awal. Misalnya nih, Anda memerlukan dana segar Rp. 20 juta dan akan dicicil selama 24 bulan, maka besar cicilan dan bunga yang harus dibayar :

 (Rp. 20 juta + ( 20juta X 12% X 2)) / 24 = 1.033.333,-

Atau dalam tabel :

Jadi, meskipun kita setiap bulan membayar cicilan pokok, namun perhitungan bunga tetap dikenakan dari saldo pokok hutang awal, sehingga bunga menjadi lebih tinggi bila dibandingkan dengan perhitungan bunga secara efektif ( perhitungan bunga berdasarkan saldo pokok hutang terakhir setelah dipotong cicilan pokok).

Jika disederhanakan, bunga flat setara 2X bunga efektif, atau jika 12% maka akan setara 24% bunga efektif!

Dari penjelasan diatas apakah artinya kita akan menjadi antipasti terhadap KTA karena bunga yang lebih tinggi? Tentu tidak juga seperti itu, KTA bisa kita manfaatkan juga sebagai alternative terakhir bila kita tidak mempunyai sumber pembiayaan lain, contohnya jika hutang kartu kredit sudah menumpuk tetapi kita tidak punya dana segar untuk melunasi, dan tidak mau hutang kartu kredit terus menggulung, maka kita bisa memanfaatkan KTA ini ( dengan catatan kalau permohonan pengajuan KTA nya diterima).

Penghitungan KTA lebih sederhana dari penghitungan hutang kartu kredit sehingga kita bisa lebih mudah mengontrol cicilan hutang KTA karena sudah tetap. Namun jika ingin melakukan alternative seperti ini diperlukan komitmen yang kuat dan sungguh-sungguh untuk melunasi KTA yang diambil dan belajar dari kesalahan mengelola hutang kartu kredit.

Tetapi jangan pernah mencoba untuk hit n run dengan jenis-jenis pembiayaan yang tercatat dalam sistem perbankannya, bisa-bisa ulah nakal kita dimasa lalu akan tetap ter-rekord dan tersimpan dengan manis dalam catatan sejarah kredit yang pernah kita ambil. Walhasil, ketika kita membutuhkan pinjaman dari perbankan, tentu saja permohonan kredit akan ditolak, kecuali membereskan unfinished business dimasa lalu.

Nah apakah KTA akhirnya menjadi kawan atau lawan? Tergantung dari bagaimana Anda memanfaatkannya!

Diana Sandjaja, CFP®

Associate Financial Planner

Tatadana Consulting

Masih kurang jelas dengan artikel diatas, Ingin berkonsultasi langsung? Hubungi Tatadana Consulting, Grha Toejoeh Empat lantai 3 Jalan Wolter Monginsidi No.15 Jakarta Selatan 12110, (021-7235949), www.tatadana.com / www.keuanganitumudah.com