Asuransi merupakan bagian dalam perencanaan keuangan. Fungsi dari asuransi adalah untuk memproteksi. Yang diproteksi bermacam-macam tergantung dari jenis asuransi apa yang akan diambil. Jika yang diambil asuransi jiwa maka yang diproteksi adalah risiko apabila orang yang jiwanya di asuransikan meninggal dini, karena itu berarti akan ada yang kehilangan secara ekonomis (disini kita berbicara dari sisi ekonomis, bukan berarti moril dan emosional tidak penting). Banyak orang salah dalam memahami fungsi asuransi ini. Ada yang menolak sama sekali atau ada yang malah over confidence dalam membeli asuransi, semua asuransi punya padahal belum tentu semuanya diperlukan. Tidak sedikit dari kita yang membeli asuransi ini karena faktor tidak enakan karena yang menawarkan kebetulan saudara, teman, sahabat atau orang-orang disekitar kita yang membuat kita tidak enak untuk menolaknya.
Berikut beberapa kesalahan orang dalam membeli asuransi:
- Membeli asuransi dengan premi yang mahal dengan manfaat yang tidak sebanding (kurang) dengan yang dibutuhkan
- Manfaat sudah sesuai dengan yang dibutuhkan namun preminya mahal jika dibandingkan dengan perusahaan asuransi lain dengan manfaat yang sama
- Manfaat yang diambil sangat banyak, padahal tidak semuanya mungkin akan kita butuhkan. Karena manfaat yang diambil banyak maka premi yang dibayarkan otomatis mahal juga
- Membeli produk yang salah dan manfaatnya tidak kita butuhkan sama sekali
- Menggabungkan antara asuransi dengan investasi. Khusus untuk Ini sebenarnya bisa dipergunakan untuk beberapa case tertentu yang khusus. Namun akibat penggabungan ini biasanya premi yang kita bayarkan terlalu mahal dengan manfaat yang tidak sebanding
Berikut jenis-jenis Asuransi yaitu:
- Asuransi Jiwa
- Asuransi Kesehatan
- Asuransi Penyakit Kritis
- Asuransi kecelakaan
- Asuransi Kehilangan penghasilan karena cacat
- Asuransi Rumah dan isinya
- Asuransi Kendaraan bermotor
- Asuransi Perjalanan
- Asuransi Perlindungan Profesi
- Asuransi Bisnis
Berikut tips membeli asuransi (tips secara umum)
1. Periksa kebutuhan kita akan suatu jenis asuransi dengan teliti. Contoh penerapan yang salah dalam membeli asuransi adalah: anak umur 3 tahun dibelikan Asuransi Jiwa, padahal anak tersebut belum mempunyai nilai ekonomis sama sekali. Contoh lainnya adalah seorang karyawan dengan fasilitas full cover oleh perusahaan dengan nilai pertanggungan asuransi kesehatan yang cukup besar dengan fasilitas kamar VIP untuk dirinya dan keluarganya membeli asuransi kesehatan lagi. Namun malah tidak mempunyai asuransi jiwa sama sekali. Masih banyak contoh lainnya lagi dimana orang tidak teliti dalam melihat kebutuhan proteksi untuk dirinya dan keluarganya.
2. Perusahaan asuransi yang dipilih harus mempunyai keuangan yang sehat, ini bisa dilihat dari RBC (Risk Based Capital) yang menginformasikan tingkat keamanan keuangan atau kesehatan suatu perusahaan asuransi. Semakin besar RBC semakin baik. Ketentuan RBC di indonesia adalah 120%.
3. Cari informasi apakah perusahaan asuransi tersebut pernah tidak membayar klaim nasabah. Jika berita tentang klaim yang tidak dibayar tinggi, maka hati-hati dengan perusahaan asuransi tersebut. Klaim yang tidak dibayarkan belum tentu sepenuhnya kesalahan pihak perusahaan asuransi. Pada beberapa kasus terkadang nasabah tidak membaca polis asuransi dengan teliti beserta ketentuan-ketentuannya. Foot note yang terletak di bagian bawah dengan keterangan tanda bintang pun harus diperhatikan oleh kita yang akan membeli asuransi. Terkadang agent yang tidak menjelaskan dengan baik atau agent yang terlalu over marketing dalam menawarkan ikut memperburuk kondisi ini. Agent mengobral janji demi produknya dibeli sehingga menjanjikan yang tidak diberikan oleh perusahaan asuransi.
4. Bandingkanlah manfaat asuransi yang diberikan. Mana manfaat yang paling sesuai dengan kebutuhan kita. Jika manfaatnya setara maka langkah selanjutnya adalah membandingkan preminya antar satu perusahaan asuransi dengan perusahaan asuransi yang lain, dan pilihlah premi yang paling murah dengan manfaat yang sama.
5. untuk Asuransi Jiwa yang harus dilihat dan dibandingkan adalah besarnya Uang Pertanggungan. Jika Uang pertanggungan sama, manfaat yang diberikan sama (masa pertanggungan, fasilitas waiver) maka carilah premi yang paling murah.
6. Baca baik-baik pasal demi pasal yang terdapat dalam polis (terutama pasal tentang pengecualian) jangan sampai pada saat kita akan klaim ternyata manfaatnya tidak sebanding dengan yang kita butuhkan atau tertolak sama sekali.
Aprida, CFP ®
Independent Financial Planner
Tatadana Consulting
www.tatadana.com